MATALINEINDONESIA.COM-Deputi Bidang Klimatologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan Indonesia memiliki sejarah kekeringan dan kelangkaan air pada tahun 1997, 2025, dan 2019 akibat fenomena El Nino.
Kekeringan ini bukan hanya berdampak pada sektor pertanian tetapi juga kesehatan dan kualitas udara.
“Pendorong kekeringan utama adalah kondisi ENSO yang positif sehingga menyebabkan kondisi kering apabila kondisi suhu permukaan laut di Pasifik Equator bagian tengah hingga timur menghangat (El Nino),” kata Ardhasena dalam SE48: The Many Faces of Drought: Monitoring Socieatal Impacts and Building Resillence di BICC, Nusa Dua, Jumat (24/5).
Ardhasena menjelaskan, kekeringan di Indonesia bersifat musiman dan dipengaruhi oleh musim kemarau Australia.
Lebih lanjut BMKG memiliki beberapa produk untuk memprediksi kekeringan sehingga dapat dijadikan informasi dan acuan bagi pemangku kepentingan dan masyarakat terdampak.
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.