MATALINEINDONESIA.COM-Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2024 merupakan momentum untuk merefleksikan penerapan Kurikulum Merdeka Belajar di tahun kelima. Terkait hal itu, sejumlah guru di Indonesia Timur, terkhususnya di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyampaikan aspirasi soal penerapan Kurikulum Merdeka Belajar.

Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Nagawutung Konrardus Soni, S.Pd, penerapan Kurikulum Merdeka Belajar dari setiap tingkat belajar sudah baik, namun banyak kendala yang dihadapi, yakni sarana dan prasarana (Sarpras ) kurang mendukung, masih gagap IT.

“Kurikulum Merdeka Belajar akan menjadi bumerang karena munculnya berbagai aplikasi untuk guru yang wajib dikerjakan. Kalau aplikasi terkait proses, cara, dan metode pembelajaran di kelas maka perlu disyukuri dan ditindaklanjuti,” katanya.

Konrardus menjelaskan, guru sebagai ujung tombak pendidikan di lapangan bergelut dengan berbagai aplikasi pembelajaran maka kebanyakan siswa di kelas dikorbankan. Untuk itu, lanjut dia, kembalikan guru pada tupoksinya fokus di hadapan kelas, jangan diperdaya untuk disibukkan kerja administrasi.

“Program PPG untuk mendapatkan sertifikasi guru, kami sangat mendukung karena berdampak baik pada siswa di kelas dan juga juga penghasilan guru itu sendiri,” jelasnya.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.